PEMBINAAN
PRIBADI , KELUARGA
DAN
MASYARAKAT
Perenungan
Pembinaan Pribadi Musim
Manusia pada dasarnya dibekali dengan sifat-sifat Ilahiyah
dan sekaligus hewaniyah. Sifat-sifat ilahiyah itu merupakan
pengejawantahan dari sfat-sifat Allah swt. Yang terangkum dalam asmaul
husna, berjumlah 99 sifat. Hanya saja kualitas kualitas sifat-sifat
ilahiyah yang dijelmakan ke dalam diri manusia itu tentu lebih rendah, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk. Sifat-sifat inilah yang dalam psikologi
dikenal dengan istilah potensi. atau dalam bahasa al-Qur’an
disebut dengan fitrah. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt
dalam Q.S. al-Ruum (30:31)
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَٱتَّقُوهُ
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Terjemah Arti: Dengan kembali
bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
Dari ayat ini memberikan isyarat kepada manusia bahwa agama yang diturunkan
Allah melalui rasul-Nya, sesuai dengan fitrah atau sifat-sifat semula kejadian
manusia. Dengan sifat-sifat ilahiyah ini manusia memiliki dorongan untuk
mendekatkan diri kepada Sang Khaliknya, jika ini dibina dengan baik, maka dapat
berbuat kebajikan yang kemudian akan terwujud dalam bentuk akhlaqul karimah
(akhlak yang baik).
Karena pada diri manusia ada potensi yang bisa dikembangkan, sehingga mencapai
taraf-taraf kesempurnaan. Namun di sisi lain manusia juga punya potensi yang
dapat mengakibatkan perilaku takabbur, sombong, dengki, hasad, tidak memiliki
belas kasihan terhadap orang lain, yang kesemuanya ini akan membawa pelakunya
berakhlak madzmumah, secara tidak sadar. Hal seperti ini pula yang ditegaskan oleh Allah swt dala QS.Al-Syams (91:7-10 )
وَنَفْسٍ وَمَا
سَوَّاهَا - فَأَلْهَمَهَا
فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا - قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا - وَقَدْ خَابَ مَنْ
دَسَّاهَا
“Dan
jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Dua
potensi manusia yang digambarkan oleh Allah di dalam ayat-ayat di atas ialah
potensi buruk (fujur)
dan potensi baik (taqwa).
Dua potensi manusia inilah yang mendorongnya berbuat jahat dan berbuat baik.
Setiap manusia yang memiliki jiwa yang sehat pasti memiliki dua potensi itu.
Dua potensi itulah yang meliputi manusia dalam segala keadaan.
Manusia
yang beruntung adalah manusia yang mampu menyucikan dirinya dengan senantiasa
menjaga potensi baik. Sehingga ia dapat terus melakukan perbautan baik. dan
menghindarkan dirinya dari perbuatan jahat akibat dorongan dari potensi buruk.
Dua
potensi manusia ini akan melahirkan dua jenis perbuatan, yaitu perbuatan yang
baik dan perbuatan yang buru. Potensi baik dari jiwa akan melahirkan
akhlak-akhlah mulia (terpuji) yang di dalam bahasa agama disebut akhlaq
mahmudah dan potensi buruk dari jiwa akan melahirkan akhlak buruk (akhlaq
madzmumah).
Oleh karena kedua potensi yang telah diberikan oleh
Allah swt. kepada setiap manusia itu nampaknya sama kuat, maka dari sinilah
sehingga manusia butuh pembinaan dalam pengembangan potensinya itu untuk diri
sendiri dan dikembangkan untuk keluarga dan masarakat luas.
Seberapa jauh kita telah membina diri kita dengan
menguatkan sifat ilahiyah dan melemahkan sifat hewaniyah. Apakah kita telah
melakukan perbuatan-perbuatan yang memperkuat sifat ilahiyah dala kehidupan
sehari hari baik yang bersifat amalan-amalan vertikal maupun horisontal,
Renungkanlah !