Sabtu, 11 September 2021

Muhasabah Pembinaan Pribadi Muslim

 


PEMBINAAN PRIBADI , KELUARGA

DAN MASYARAKAT

Perenungan Pembinaan Pribadi Musim

Manusia pada dasarnya dibekali dengan sifat-sifat Ilahiyah dan sekaligus hewaniyah. Sifat-sifat ilahiyah itu merupakan pengejawantahan dari sfat-sifat Allah swt. Yang terangkum dalam asmaul husna, berjumlah 99 sifat. Hanya saja kualitas kualitas sifat-sifat ilahiyah yang dijelmakan ke dalam diri manusia itu tentu lebih rendah, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk. Sifat-sifat inilah yang dalam psikologi dikenal dengan istilah potensi. atau dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan fitrah. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Q.S. al-Ruum (30:31)

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَٱتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

 

Terjemah Arti: Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

            Dari ayat ini memberikan isyarat kepada manusia bahwa agama yang diturunkan Allah melalui rasul-Nya, sesuai dengan fitrah atau sifat-sifat semula kejadian manusia. Dengan sifat-sifat ilahiyah ini manusia memiliki dorongan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliknya, jika ini dibina dengan baik, maka dapat berbuat kebajikan yang kemudian akan terwujud dalam bentuk akhlaqul karimah (akhlak yang baik).

            Karena pada diri manusia ada potensi yang bisa dikembangkan, sehingga mencapai taraf-taraf kesempurnaan. Namun di sisi lain manusia juga punya potensi yang dapat mengakibatkan perilaku takabbur, sombong, dengki, hasad, tidak memiliki belas kasihan terhadap orang lain, yang kesemuanya ini akan membawa pelakunya berakhlak madzmumah, secara tidak sadar. Hal seperti ini pula yang ditegaskan oleh Allah swt dala QS.Al-Syams (91:7-10 )       

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا -  فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا  -  قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا -  وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Dua potensi manusia yang digambarkan oleh Allah di dalam ayat-ayat di atas ialah potensi buruk (fujur) dan potensi baik (taqwa). Dua potensi manusia inilah yang mendorongnya berbuat jahat dan berbuat baik. Setiap manusia yang memiliki jiwa yang sehat pasti memiliki dua potensi itu. Dua potensi itulah yang meliputi manusia dalam segala keadaan.

Manusia yang beruntung adalah manusia yang mampu menyucikan dirinya dengan senantiasa menjaga potensi baik. Sehingga ia dapat terus melakukan perbautan baik. dan menghindarkan dirinya dari perbuatan jahat akibat dorongan dari potensi buruk.

Dua potensi manusia ini akan melahirkan dua jenis perbuatan, yaitu perbuatan yang baik dan perbuatan yang buru. Potensi baik dari jiwa akan melahirkan akhlak-akhlah mulia (terpuji) yang di dalam bahasa agama disebut akhlaq mahmudah dan potensi buruk dari jiwa akan melahirkan akhlak buruk (akhlaq madzmumah).

Oleh karena  kedua potensi yang telah diberikan oleh Allah swt. kepada setiap manusia itu nampaknya sama kuat, maka dari sinilah sehingga manusia butuh pembinaan dalam pengembangan potensinya itu untuk diri sendiri dan dikembangkan untuk keluarga dan masarakat luas.

Seberapa jauh kita telah membina diri kita dengan menguatkan sifat ilahiyah dan melemahkan sifat hewaniyah. Apakah kita telah melakukan perbuatan-perbuatan yang memperkuat sifat ilahiyah dala kehidupan sehari hari baik yang bersifat amalan-amalan vertikal maupun horisontal, Renungkanlah !

 

19 komentar:

  1. Dian Sukma Ayuni
    12 IPA

    BalasHapus