Selasa, 26 Januari 2021

KEPEMIMPINAN QS. AN-NISA 144

 




KEPEMIMPINAN

MEMAHAMI KANDUNGAN SURAT AN-NISA’ : 144

 

Q.S. AN-NISA’ 144

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ اَتُرِيْدُوْنَ اَنْ تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا ﴿النساء : ۱۴۴

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu)? (QS. An-Nisa': 144)

 

Kosa kata

يٰٓاَيُّهَا

Wahai

الْمُؤْمِنِيْنَ

Orang-orang beiman

الَّذِيْنَ

Orang-orang

اَتُرِيْدُوْنَ

Apakah kalian ingin

اٰمَنُوْا

Mereka beriman

اَنْ تَجْعَلُوْا

Kalian membuat

لَا تَتَّخِذُوا

Jangan kalian jadikan

لِلّٰهِ

Bagi Allah

الْكٰفِرِيْنَ

Orang-orang kafir

عَلَيْكُمْ

Atas kalian

اَوْلِيَاۤءَ

Para pemimpin

سُلْطٰنًا

Alasan

مِنْ دُوْنِ

Dari selain

مُّبِيْنًا

Jelas


Makna Kosa kata

1). Kata (الْكٰفِرِيْنَ ), orang-orang yang mantap kekafiranya,  terambil dari kata  ( كفر) kafara yang pada mulanya berarti menutup. Al Qur›an menggunakan kata tersebut untuk berbagai makna yang masing-masing dapat dipahami sesuai dengan kalimat dan konteksnya. Konteks ayat ini adalah larangan menjadikanorang yang mantap dalam kekafiranya sebagai wali / penolong dan atau pemimpin, karena boleh jadi ia mendustakan ajaran islam atau bahkan menjadi musuh islam.

2). Kata (اَوْلِيَاۤءَ ) adalah bentuk jamak dari kata Wali yang berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.

3). Penggunaan kata (اَتُرِيْدُوْنَ ), aturiduna/maukah kamu pada firman-Nya: Maukah  kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah. Redaksi demikian yang dipilih bukan kata apakah kamu menjadikan, untuk menekankan betapa hal tersebut sangat buruk. Baru pada tingkat mau saja mereka telah dikecam, apalagi jika benar-benar telah dilaksanakan.

 

Mari Memahami QS. An-Nisâ’: 144

Dalam kaitan dengan ayat 144 surat An Nisa’ ini, fokus pembahasan adalah larangan terhadap orang kafir sebagai pemimpin umat Islam jika masih ada darimuslim yang dapat dijadikan pemimpin. Ayat ini merupakan kecaman keras bagiyang menjadikan orang-orang kafir teman-teman akrab, tempat menyimpan rahasiadan termasuk mengangkat mereka menjadi pemimpinnya orang-orang beriman.Sesungguhnya agama Islam tidak melarang dalam bergaul secara harmonis dan wajar atau bahkan memberi bantuan kemanusiaan terhadap orang kafir.

Allahmembolehkan kaum muslimin bersedekah untuk non muslim dan menjanjikan ganjaran untuk yang bersedekah sebagaimana penjelasan QS. Al-Baqarah: 272

 

Menurut Al Raghib Al-Ishfahaniy, kafir yang terbesar adalah kekafiran dengan tidak mempercayai keesaan Tuhan, syariat dan kenabian para rasul-Nya.  Selain kekafiran tersebut Al Qur’an juga menggunakan beberapa  istilah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk kekafiran, diantaranya

1. mengingkari keesaan Allah dan kerasulan Nabi SAW. (QS. Saba’ (34):3)

 

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَأْتِينَا ٱلسَّاعَةُ ۖ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ ۖ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَآ أَصْغَرُ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرُ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

 

Terjemah: Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",

2. tidak mensyukuri nikmat Allah, seperti Q.S Ibrahim ayat : 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Tarjamah : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

 

3. tidak mengamalkan tuntunan Allah walau mempercayainya, QS. Al Baqarah (2): 85

ثُمَّ أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Tarjamah  Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.

Edited by :

Ahmad Turmudi Zhein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar