MENGENAL AL-QUR’AN
KANDUNGAN DAN KEASLIAN AL-QURAN
1.
Kandungan Al-Quran
Al-Qur’an mengandung petunjuk yang menjamin kebahagiaan manusia baik lahir maupun batin, di dunia maupun akhirat jika mampu mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalamnya secara ikhlas, konsisten, dan menyeluruh (kaffah). Kenapa para Sahabat dikatakan sebagai “generasi terbaik”? Di antara faktor penyebabnya adalah karena mereka mengamalkan al-Qur`an yang diantara kandungannya adalah nilai-nilai luhur pembentukan mental dan karakter sesuai yang dituntunkan Allah Swt..
Kandungan al-Qur`an mencakup banyak hal, dari hubungan manusia dengan Allah Swt. hubungan antar-manusia dan hubungan dengan alam semesta. Menurut Muhammad Abduh (w. 1323 H/1905 M) dalam Tafsir al-Manar, kandungan al-Qur`an terdiri dari:
a. At-Tauhid
(Ajaran Ketauhidan)
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau
keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut
dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah berarti orang yang beriman
(Mukmin). Akidah secara terminologi didefnisikan sebagai suatu kepercayaan yang
harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan
dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan.
Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber
dari Al Quran dan hadits.
Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak
hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus
menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan
(amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari. Inti pokok ajaran akidah adalah
masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib
meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah
Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain Allah SWT
dinamakan musyrik.
Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja. Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla’ dan Qadar.
b. Al-Wa’d
wal Wa’id (janji terhadap mereka yang taat dan peringatan bagi yang
membangkang)
Dalam Islam, hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al Quran banyak memberikan ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil)
c. Al-‘Ibadah
(Ibadah)
Ibadah berasal dari kata 'abada-ya'budu-'abadan
artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah adalah menyembah atau
mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk, taat dan patuh
kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk
kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap
kebesaran Allah SWT, sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai
kekuasaan mutlak.
Dalam Al Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin
dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Firman Allah SWT: وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz Dzariyaat : 56).
Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena
diciptakan oleh Allah SWT. Karena itu, manusia harus sadar bahwa dia
membutuhkan Allah SWT, dan kebutuhan terhadap Allah WT. Hal itu diwujudkan
dengan bentuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT, misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya
d. Sabilus
Sa’adah (Penjelasan tentang jalan menuju kebahagian dunia dan akhirat)
AlQuran
menerangkan pola-pola kehidupan yang benar dan tutuntan untuk menjalaninya
bahkan Al-Quran lebih jauh menerangkan adanya kehidupan setelah kematian yang
dinamakan dengan kehidupan akhirat.
Sebagaimana Islam mengajarkan akan akan adanya tahapan alam kehidupan yang dilalui manusia yakni : Alam Azali, Alam Rahim, Alam Dunia, Alam Kubur dan Alam Akhirat
e. Al-Qaṣ
aṣ (kisah-kisah umat terdahulu)
Isi kandungan Al Quran berikutnya tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah SWT.
لَقَدْ
كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى
وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى
وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan
segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yusuf [12]: 111).
Ulama lain menyebutkan bahwa kandungan al-Qur`an
adalah akidah, syari’ah, dan akhlak,
sedang yang lain lagi ada yang mengatakan bahwa kandungan al-Qur`an adalah ketauhidan, hukum dan peringatan.
2. Bukti Keaslian Al-Quran
Al-Qur’an dijamin keotentikannya oleh Allah. Ia adalah kitab yang selalu dipelihara oleh Allah. Sebagaimana difirmankan dalam QS. Al-Ḥijr [15]: 9:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur`an, dan
sesungguhnya Kami benar benar memeliharanya.
Demikianlah Allah menjamin keotentikan al-Qur`an, jaminan yang diberikan atas dasar kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya. Dengan jaminan ayat di atas, setiap umat Islam wajib percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca, didengar Rasulullah Saw. dan para Sahabat dan tidak pernah terjadi perubahan.
M. Quraish Shihab (mufassir Indonesia dan penulis
Tafsir al-Misbah) mengatakan bahwa Dr. Musthafa Mah mud yang mengutip pendapat
Rasyad Khalifah, mengemukakan bahwa dalam al-Qur`an sendiri terdapat
bukti-bukti akan keasliannya.
Diantara bukti buktinya adalah huruf-huruf hijaiyah
yang terdapat pada awal beberapa surat (al-aḥruf almuqaṭ ṭa’ah).
Jumlah keseluruhan dari al-aḥruf al-muqaṭṭa’ah
yang terdapat dalam satu surat tersebut habis jika dibagi dengan angka 19
Rasyad Khalifah mengambil angka 19 dari ayat QS.
Al-Muddassir [74] ayat ا 30 : عَلَيْهَا
تِسْعَةَ عَشَرَ Artinya “di atasnya ada sembilan belas ( Malaikat penjaga ) Ayat
ini turun dalam konteks “ancaman
terhadap seorang yang meragukan kebenaran al-Qur`an”. Angka 19 juga merupakan
jumlah keseluruhan dari huruf dari kalimat basmalah
Berikut contohnya:
a. Huruf qaf (ق) yang
merupakan awal dari surat Qaf (ق), ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau sama dengan hasil
perkalian 19 X 3.
b. Huruf-huruf kaf,
ha’, ya’, ‘ain, ṣ ad, (كهيعص) dalam surat Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau sama
dengan hasil perkalian 19 X 42.
c. Huruf nun (ن) awal
surat Al-Qalam (القلم), ditemukan sebanyak 133 kali atau sama dengan hasil
perkalian 19 X 7.
d. Huruf (ya’) dan
(sin) pada surat Yasin ( يسى ) masing-masing ditemukan sebanyak 285 kali atau sama
dengan hasil perkalian 19 X 15.
e. Hurur Ṭa
dan ha pada surat Ṭaha (طه) masing-masing berulang sebanyak 342 kali,
atau sama dengan
hasil perkalian 19 X 18.
f. Huruf-hurur ḥa
dan mim pada surat Ha mim (حم ) masing-masing berjumlah 2.166 yang kesemuanya
merupakan perkalian 19 X 114.
Bilangan-bilangan tersebut oleh Rasyad Khalifah dijadikan salah satu bukti keotentikan al-Qur`an. Menurutnya, seandainya ada ayat yang berkurang, bertambah atau diganti kata atau kalimatnya, maka tentu perkalian-perkalian tersebut tidak akan berfungsi dan akan hilanglah sisi keunikan al-Qur`an.
Nama:Silfia Amantin
BalasHapusKelas:X IIK
Nama:zani yaminus zabat
BalasHapusKelas:x iik
Nama:Amalia dwi aryani
BalasHapusKelas:x
Nama:Ni'matur Rohmah
BalasHapusKLS:X IIK
Nama:Salma nazilatunni'mah
BalasHapusKls:x IIK
Nama: Siti Khoirotun Nisa'
BalasHapusKelas:X IIK
Nama:Arifah Nur Imamma
BalasHapusKelas:X IIK
Suci Lailatul Nafiah
BalasHapusX IIK
Nama: Salwa Nazilatunni'mah
BalasHapusKlS : IIK
Nadiya Alfi Rahma Auliya
BalasHapusX IIK
Nama : Azza Rahma Sari
BalasHapusKelas: X IIK
Suci Lailatul Nafiah
BalasHapusNadiya Alfi Rahma Auliya
Yuke Ayu Nadiffah
X IIK
Nama:Muhammad Arif rofiqi
BalasHapuskls:X IIK
Arsyi yuqsil amri
BalasHapusX IIK
Winda Mufidatul Magfiroh
BalasHapus10 K
Nama:Evigel delia agustiana
BalasHapusKelas:X iik
Nama : khoirul mostofa
BalasHapusKls : X
Nama: Imroatus Sa'adah
BalasHapusKelas: X iik
Nama : Nisa Rahmawati Putri
BalasHapusKelas : X IPA
Nama : Herlis Siti Musidah
BalasHapusKelas :X IPA
Nama : Nafisa Naila Husna
BalasHapusKelas : X IPA
Nama :Bunga Nanda Sri lestari
BalasHapusKelas:X IPA
Nama:kifna khairotul virda
BalasHapusKelas:x ipa
Nama: Muhammad Maghfur Abdul Qohhar
BalasHapusKelas:X IPA
Nama:Ahnia imroatul mufidah
BalasHapusKelas:10 IPA
Nama : EKA WIYANI RAMADHANI MAY
BalasHapusKelas : X IPA
Nama: Alvina Jenni salsabila
BalasHapusKelas: XIpa
Nama : Syifa' Ainurrohmah
BalasHapusKelas: X MIA
Nama : Aufa Aulia Rahma
BalasHapusKelas: X MIA
Nama : Nazira Karunia
BalasHapusKelas: X MIA
Nama :Annisa putri lestari
BalasHapusKelas:X IPA
Nama: Nor rohman alkhotami
BalasHapusKls :X IPA
Nama : Angger Wulung Prakoso
BalasHapusKls : X MIA