Selasa, 09 Februari 2021

KEPEMIMPINAN Q.S. ATAUBAH AYAT: 71


 KEPEMIMPINAN

AL-QURAN SURAT ATAUBAH AYAT : 71

 

1. QS.   At-Taubah:    71

وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

2. Mari Memaknai Mufradat Penting Dari QS.   At-Taubah:71

 

1). Kata (ٱلْمُنكَر) munkar adalah lawan kata (ٱلْمَعْرُوفِ ) ma’rûf.  Kata munkar atau  mungkar dipahami oleh banyak ulama sebagai segala sesuatu, baik ucapan maupun perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan agama, akal dan adat istiAdat. Kendati demikian, penekanan kata munkar lebih banyak pada adat istiadat, demikian juga kata ma`ruf yang dipahami dalam arti adat istiadat yang sejalan dengan tuntunan agama.

 

2). Kata (يُقِيمُونَ ) menunjukan arti bahwa shalat harus dilaksanakan dengan sempurna  sesuai dengan syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya serta dilaksanakan secara bersinambung artinya bukan berarti sekarang telah mendirikan shalat, besok dan hari-hari berikutnya telah bebas dari kewajiban shalat.  Hal ini ditunjukan  oleh makna dari kata “ aqamu” berakar pada kata “qawama”, yang darinya  terbentuk kata qa ‹imah, istiqamah, aqimu dan sebagainya, yang keseluruhannya menggambarkan kesempurnaan sesuatu sesuai dengan objeknya.

 

3. Mari Menterjemahkan QS. At-Taubah :71

71.“ dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)

menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

 

4. Mari Memahami  QS. At-Taubah: 71.

Ayat ini berisi tentang perintah untuk menegakkan perbuatan makruf dan  mencegah perbuatan yang mungkar. Perwujudan dari keimanan yang kuat yaitu  melakukan amar makruf  nahi munkar. Orang yang beriman tidak pernah berhenti mengajak kebaikan kepada orang lain, dimanapun ia berada. Begitu juga, hatinya orang beriman tidak akan pernah merasa nyaman kalau ada perbuatan munkar di sekelilingnya, ia akan berusaha untuk mencegah atau sekurangnya mempengaruhi supaya tidak terjadi perbuatan munkar. Sebab kemunkaran akan mendatangkan malapetaka. Sebaliknya perbuatan yang makruf akan mengundang rahmat Allah. 

Tolak ukur kebaikan dan kemungkaran adalah syari’at dan  kemaslahatan rakyat. Ini merupakan persoalan yang luas dari tuntutan rakyat pada penguasa,  khususnya dalam mencegah kezaliman, tidak menerimanya atau bersabar atasnya.  Berbuat makruf dan mencegah kemungkaran  merupakan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang disertai juga dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan dalam menjalankan syariat, baik berupa perintah maupun larangan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya dalam Al Qur’an dan Sunnah. (QS. An Nur (24) : 51)

 

إنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Terjemah Arti: Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang orang yang beruntung

Seorang pemimpin juga harus menjalankan peribadatan dengan konsekwen dan mengembangkan solidaritas sosial. Seorang pemimpin dengan penuh kesungguhan dan keinsyafan menghayati kehadiran Tuhan  dalam  hidup  kesehariannya,  maka tentu dapat diharap bahwa keinsyafan itu akan mempunyai dampak pada tingkah laku dan pekertinya (QS. Al Ankabut (29) : 45)

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

 

Terjemah Arti: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kalian  kerjakan

2 komentar:

  1. Nabilah pertiwi s
    Khusnun adma h
    Sukma dinda c w
    Enjelika intan r
    Hidayatul m
    Rois muji l
    Silfiana dewi r
    Nikmah humaeroh
    Della citra
    Putri nur'aini q a

    BalasHapus