QIRA’AAT
Kemunculan Ilmu Qiraat
Sebelum al-Qur`an diturunkan, bangsa Arab terdiri dari berbagai
macam kabilah (suku). Namun secara garis besar mereka terdiri dari dua
kelompok: Pertama, kelompok pedesaan atau Badui yang hidup berpindah-pindah,
dan Kedua mereka yang berada di perkotaan atau ḥaḍari. Kelompok kedua
berada di jalur perdagangan yang ramai, sebelah barat semenanjung Arabia
seperti Ḥijaziyah yang berada di Mekah dan Madinah. Dua kelompok ini
mempunyai dialek yang berbeda, walaupun bahasa nasional mereka sama yaitu
Bahasa Arab.
Ulama ilmu naḥwu
berhasil meneliti beberapa perbedaan bahasa percakapan antara kedua kelompok.
Diantaranya adalah kelompok pedesaan banyak menggunakan imalah sedang
kelompok perkotaan jarang, tetapi suka menggunakan tanda baca fatḥah.
Kelompok Pedesaan, sering menggunakan idgam (meringkas dua huruf menjadi
satu) sedang Kelompok Perkotaan tidak. Kelompok pertama suka menggunakan taḥqiq
(membaca hamzah dengan kekuatan penuh) sementara kelompok kedua melunakkannya,
dan sebagainya.
Dalam kondisi seperti ini Nabi meminta keringanan dari Allah
agar diberi keringanan cara
membaca al-Qur`an. Sehingga turunlah hadis “al-Aḥruf as-sab’ah”:
قال رسول الله صلعم: "ان هذا القران أنزل على سبعة أحرف فاقرؤوا ما تيسر مننه" (رواه البخارى ومسلم(
Artinya: “sesungguhnya al-Qur`an turun atas tujuh huruf, maka
bacalah apa yang mudah
darinya.”( HR. Bukhori muslim )
حدثنا سعيد بن عفير قال
حدثني الليث قال حدثني عقيل عن ابن شهاب قال حدثني عبيد الله بن عبد الله أن ابن
عباس رضي الله عنهما حدثه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : ( أقرأني
جبريل على حرف فراجعته فلم أزل أستزيده ويزيدني حتى انتهى إلى سبعة أحرف )
وإن ربي أَرْسَلَ إِلَيَّ : أَنِ
اقْرَإِ الْقُرْآنَ عَلَى حَرْفٍ ، فَرَدَدْتُ عَلَيْهِ : أَنْ هَوِّنْ عَلَى
أُمَّتِي فَأَرْسَلَ إِلَيَّ أَنْ اقْرَأْ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ
Artinya : ”Sesungguhnya Rabbku
mengutusku untuk membaca al-Qur’an dengan satu huruf. Maka aku memohon
kepada-Nya agar memberikan keringanan kepada ummatku. Maka Dia mengutusku agar
membacanya dengan tujuh huruf. (HR. Muslim)
Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu
'anhu berkata:
قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم:
إن الله أمرني أن أقرأ القرآن على حرفٍ واحدٍ، فقلت: ربّ خففْ عن أمَّتي. قال:
اقرأهُ على حرفين. فقلت: رب خفف عن أمتي. فأمرني أن أقرأه على سبعة أحرف من سَبْعة
أبواب من الجنة، كلها شافٍ كافٍ
Artinya :”Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
kepadaku:’Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membaca al-Qur’an dengan
satu huruf (dialek), lalu aku (Nabi) berkata:’Wahai Rabbku berilah keringanan
pada ummatku.’ Maka Dia memerintahkanku dan Dia berfirman:’Bacalah dengan dua
huruf.’ Maka aku berkata:’Wahai Rabbku berilah keringanan pada ummatku.’ Lalu
Dia memerintahkanku untuk membacanya dengan tujuh huruf dari tujuh pintu Surga,
dan semuanya adalah obat penawar yang mencukupi.” (Tafsir ath-Thabari)
Pemaparan
di atas menjelaskan adanya kemungkinan perbedaan dalam membaca ayat- ayat al-Qur`an.
Edited
By : Ahmad Turmudi Zhein
kenes kalih Candra Kirana Mawardi
BalasHapusX IIK
Lailatul mahfudoh
BalasHapusX IIK
Lailatul mahfudoh
BalasHapusX IIK